BERDOA DAN BEKERJA
2 TES. 3: 1-15
LATAR
BELAKANG:
Surat
tesalonika dituliskan oleh Paulus yang ditunjukkan kepada jemaat Tesalonika. Dalam
isi suratnya yang kedua ini, Paulus memberikan
banyak pujian terhadap jemaat Tesalonika. Bagi Paulus, jemaat Tesalonika
pantas mendapatkan pujian. Mengapa? Pertama
: Semakin hari iman mereka semakin bertambah. Kedua : Semakin hari, kasih mereka terhadap sesama semakin
bertambah.
Kalau kita membaca surat 2 Tesalonika ini
dari pasal-pasal sebelumnya, maka kita dapat menemukan bahwa jemaat Tesalonika
saat itu, sedang menghadapi banyak tantangan. Yaitu yang pertama : penganiayaan yang dahsyat karena iman mereka namun mereka
dapat bertahan.Yang Kedua: Ajaran
sesat. Ada orang-orang yang berusaha mengajarkan ajaran sesat bahkan dengan
tidak sungkan-sungkan datang ke Bait Allah dan mengaku dirinya sebagai Allah.
Ajaran sesat ini kedengarannya masuk akal sehingga jika jemaat Tesalonika tidak
kuat, maka imannya dapat tergoncangkan.
Namun sungguh Luar biasa, jemaat Tesalonika
ini dinyatakan “LULUS” dari ujian tersebut sebab mereka hidup takut akan Tuhan.
Penjelasan Konteks:
Selain memberikan pujian, Paulus juga
memberikan motivasi serta beberapa nasehat kepada jemaat Tesalonika. Dalam
pasal 3 :1-15P aulus menasehati dan memotivasi jemaat Tesalonika supaya mereka
“Berdoa dan bekerja” (“Ora et Labora” Bhs. Latin). Memang kalau kita melihat, pada Abad
pertengahan Frasa Ora et Labora ini menjadi satu paham yang banyak digunakan
oleh komunitas keagamaan bahkan sampai saat ini. Pada Abad pertengahan ini
ditunjukkan untuk menentang paham monastic (Sebuah praktik keagamaan di mana
seseorang menyangkali tujuan-tujuan jasmani dengan maksud agar dapat membaktikan
hidupnya semata-mata dalam hal-hal rohani) Mereka mencoba memisahkan antara
hal-hal yang jasmani dan Rohani. Sehingga bagi mereka, tidak boleh melakukan
hal-hal jasmani, dan hanya boleh melakukan hal-hal rohani seperti berdoa, baca
Kitab, dll, tidak boleh bekerja karena itu adalah hal jasmani.
Nah kalau kita menelusuri, jauh sebelum
paham ini muncul Paulus juga telah menuliskan itu di dalam Kitab ini. Dia
menasehati dan memotivasi jemaat Tesalonika supaya tetap berdoa dan bekerja.
A.
Tekun berdoa
Mengapa Doa jemaat Tesalonika sangat menurut Paulus?
1)
Bagi Paulus doa sangat
membantu kemajuan Injil (ay.1)
Paulus meminta kepada
jemaat Tesalonika supaya tetap berdoa bagi para penginjil agar Firman Tuhan
yang diberitakan memiliki kemajuan. Kemajuan yang dimaksud di sini adalah,
setelah mendengar Injil banyak orang menjadi percaya kepada satu nama yang
indah yaitu Yesus Kristus.
Refleksi
:
Demikian juga kita, berdoa
bukan hanya untuk diri sendiri tetapi kita berdoa juga untuk para penginjil,
hamba-hamba Tuhan sehingga mereka memiliki keberanian dan kekuatan dalam
memberitakan Injil.
2)
Doa membebaskan mereka
dari para pengacau (ay. 2)
Siapakah para pengacau
itu? Yaitu orang-orang yang mengajarkan ajaran sesat. Jadi dengan berdoa maka
jemaat Tesalonika diberikan hikmat untuk membedakan mana yang benar dan mana
yang tidak benar.
Aplikasi :
Bapak/I yang dikasihi Tuhan, masih banyak
orang malas berdoa. Berapa orang diantara kita ketika bangun tadi pagi sudah
berdoa. Mengapa banyak orang malas berdoa? Karena sibuk? Karena lupa? Karena
merasa untuk apa berdoa, bukankah Tuhan Mahatahu?
Bapak/I ada 2 hal mengapa doa sangat
penting:
1.
Doa membuat kita semakin
intim dengan Tuhan
Doa merupakan salah satu
sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Semakin kita berdoa, maka kita akan
semakin dekat dengan Dia. Tetapi semakin jarang kita berdoa, maka jarak antara
kita dengan Tuhan itu terasa begitu jauh. Sehingga kita menjalani hidup terasa
hampa, terasa berat, tidak ada kedamaian dan ketentraman, karena kita merasa
Tuhan begitu jauh.
Maka
untuk menjaga relasi kita dengan Tuhan, kita perlu berdoa. Di dalam doa kita
bisa mencurahkan segala isi hati kita, pergumulan-pergumulan, serta
harapan-harapan kita di dalam Tuhan. Karena Tidak semua pergumulan kita bisa
diceritakan atau kita sharingkan kepada
orang lain, tapi kita punya satu pribadi yang dapat kita percayai yaitu Yesus
Kristus. Dan kita bisa melakukan semua itu bila kita memiliki relasi yang intim
dengan Tuhan.
Bahkan
sebelum kita memulai segala sesuatu kita perlu menyerahkan kepada Tuhan.
2.
Doa mengubahkan hidup kita
Dalam satu mata kuliah,
salah seorang bertanya “Apakah doa dapat mengubah kehendak Allah”? Lalu
masing-masing orang menyampaikan pendapatnya. Ada yang mengatakan “Ya doa dapat
mengubah kehendak Allah”, lalu menunjukkan ayat-ayat Firman Tuhan yang
menurutnya mendukung pendapatnya itu. Lalu ada juga yang mengatakan “Doa tidak
mengubah kehendak Allah, tetapi doa mengubah kehendak manusia”. Nah sekarang,
bapak/I setuju dengan pendapat yang pertama atau yang kedua?
Doa tidak dapat mengubah
kehendak Allah, karena Allah tidak pernah
berubah. Tetapi doa itu akan mengubahkan kehendak manusia,
sehingga seturut dengan kehendak Allah. Tuhan sudah punya kehendak dan rencana
terhadap manusia, tetapi terkadang manusi tidak menemukannya karena manusia
hidup kehendak diri sendiri. Oleh sebab
itu kita perlu berdoa dengan iman untuk dapat menemukan kehendak dan rencana
Allah yang sesungguhnya, sehingga kita mau tunduk dibawah kehendak Allah itu. Maka
hasilnya adalah… segala keegoisan, hawa nafsu, keinginan daging akan kita
tinggalkan sebab kita tahu bukan itu kehendak Tuhan dalam kita. Tetapi kehendaknya adalah melakukan yang benar
dihadapan Tuhan. Bahkan kita dapat membedakan mana yang baik mana yang tidak
bak.
Banyak orang akhirnya
kecewa setelah berdoa dengan sepenuh hati. Sebab
ternyata doanya tidak dijawab oleh Allah. Mengapa demikian, karena mereka
berdoa bukan untuk mencari kehendak Allah, tetapi mereka berdoa untuk memuaskan
keinginan atau kehendak mereka sendiri.
Maka saya dapat
menyimpulkan bahwa, Orang yang tidak berdoa akan hidup
dalam keinginan daging. Tetapi mereka yang tekun berdoa mengenal kehendak dan
rencana Tuhan dalam hidupnya dan mereka memberi diri tunduk dibawah otoritasnya
Tuhan.
B. Tekun
bekerja
Dalam ayat 6- 15 berisi
tentang Nasehat dan motivasi supaya jemaat Tesalonika tidak hanya memperhatikan
kebutuhan Rohani, namun mereka juga memperhatikan kebutuhan jasmani dengan
BEKERJA. Mengapa Paulus memberikan nasehat ini?
1)
Sebab ada orang-orang yang
hidupnya tidak tertib yaitu mau bekerja (ayat 11)
2)
Ada orang-orang yang hanya
mengharapkan bantuan dari orang lain
Oleh
sebab itu, sebagai bapak Rohani Paulus sangat memperhatikan hal-hal yang
demikian. Dia tidak ingin melihat ada jemaat yang hidupnya kacau, malas kerja
dan tidak bertanggung jawab atas diri sendiri. Karena ternyata Paulus juga
memberikan keteladan hidup bagi jemaat Tesalonika yaitu bekerja. Sebenarnya
Paulus pantas mendapatkan tunjangan hidup dari jemaat, tanpa harus capek
bekerja. Tetapi Paulus tidak ingin menjadi beban bagi jemaat Tesalonika, tetapi
justru dia memberikan contoh yang baik yaitu Tekun Bekerja.
Aplikasi:
Pada zaman sekarang angka pengangguran
semakin meningkat. Beberapa teman saya lulusan sarjana kesulitan mencari
pekerjaan apalagi di Medan. Sehingga hal ini sering kali membuat mereka
menyerah dan tidak berusaha.
Kalau orang-orang ini tidak mau bekerja dan
berusaha, maka mereka akan menjadi beban bagi orang lain. Jika hal ini terjadi
diantara orang-orang percaya, maka kita akan menjadi batu sandungan bagi orang
lain. Kita hanya menyusahkan orang lain. Seolah-olah Tuhan tidak cukup tangan
untuk memberkati kita, padahal kita sendiri yang tidak mau bekerja dan berusaha
Hari ini, bukan
lagi saatnya untuk duduk-duduk menghabiskan waktu pada hal yang sia-sia. Tetapi
ini adalah saatnya manusia saling berlomba untuk meraih sebuah kesuksesan.
Tetapi Paulus juga menjelaskan etos kerja yang benar menurut Kehendak Allah.
Bagaiman etos kerja
yang benar menurut Paulus?
1)
Jangan Lalai Bekerja
(Paulus tidak lalai bekerja) ay. 7
2)
Ikuti teladan yang baik
3)
Bertanggung jawab pada
pekerjaan dan pada diri sendiri (ay. 10)
4)
Lakukanlah dengan segenap
hati seperti untuk Tuhan
Apapun yang kamu lakukan,
perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia
(Kol. 3:23)
Kesimpulan:
Bapak/I yang dikasihi Tuhan dari pelajaran
Firman Tuhan pada hari ini kita dapat menyimpulkan bahwa Kebutuhan rohani
sangat penting, tetapi kita juga tidak dapat mengabaikan kebutuhan Jasmani. Kebutuhan
Rohani dan kebutuhan jasmani harus seimbang.
Namun kita melihat, Beberapa pemahaman yang
keliru mengenai praktek iman yang masih terjadi dalam kehidupan orang-orang
percaya
1)
Berpikir bahwa kita cukup
berdoa dan beriman, percayalah Tuhan pasti akan menjawab doa-doa kita. Tapi
orang-orang ini malas bekerja, tidak mau berusakan. Tidak ada tindakan dari
iman mereka. Pertanyaanya “apakah mereka bisa mendapatkan apa yang mereka
minta? Tidak! Karena Tuhan tidak menurunkan hujan uang dari langit.
2)
Kita harus bekerja keras,
ndak perlu berdoa. Lagian kita berdoa tapi Tuhan tidak menjawab doa-doa kita.
Tanpa kita berusaha sendiri kita tidak akan mendapatkannya.
3)
Ada orang-orang yang
memisahkan hal-hal rohani dan hal-hal jasmani. Jadi menurutnya hal-hal Rohani
itu adalah seperti memuji Tuhan, berdoa, baca Alkitab, dengar FT, dll.
Sedangkan hal-hal duniawi adalah pekerjaan sehari-hari seperti pergi ke kebun,
pergi ke kantor, , nyapu rumah, jemput anak dari sekolah, memasak, cuci baju,
bagi orang-orang ini itu adalah hal duawi. Lalu mereka mulai memilah-milah hal jasmani
dan hal Rohani.
Bapak/I yang dikasihi Tuhan, jika kita
masih memiliki pemahaman yang seperti ini, maka kita sudah keliru dalam
memahami kehidupan orang percaya sesungguhnya. Sesungguhnya Hal-hal Rohani dan
hal-hal jasmani adalah sesuatu yang tidak dapat terpisahkan. Tetapi kita juga
tidak benar bila kita memiliki pemahaman bahwa perkerjaan sehari-hari adalah
hal duniawi. Karena yang dimaksud dengan hal duniawi adalah segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran Firman Allah. Namun dalam FirmanNya Tuhan pun
mengajarkan kita bekerja untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tapi pekerjaan yang
kita lakukan haruslah sesuai dengan kehendak Allah.
Jangan sampai kita bekerja hanya untuk
mencari uang sebanyak-banyaknya sehingga
kita tidak punya waktu untuk berdoa. Atau sebaliknya kita hanya menghabiskan
waktu berdoa tanpa bekerja dan berusaha, karena kita percaya bahwa Kristus akan
mencukupi segala yang kita perlukan. Tuhan ingin kita berdoa dan bekerja.
Sebelum memulai segala sesuatu, serahkanlah itu kepada Tuhan sehingga Tuhan
memberkati segala pekerjaan dan usaha kita. Tapi orang yang tidak berdoa dan
hanya bekerja, tidak akan bisa menikmati berkat-berkat Tuhan melalui
pekerjaannya. AMIN!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar