LIDAH
YAK.3:1-12
Yakobus 3:1-12 ini, membahas permasalah atau konflik
yang terjadi ditengah-tengah komunitas orang Percaya (Orang Kristen pada saat
itu). Untuk meredakan sebuah konflik yang besar, Yakobus mengajak semua orang
Kristen berbicara dengan baik (dari hati ke hati), (Yakobus 1:19). Agar tidak
menyelesaikan masalah dalam keadaan marah.
Konflik ini berkaitan dengan kesenjangan atau
perbedaan yang terjadi antara orang kaya dengan orang miskin (Pasal 1 dan 2).
Berbagai masalah muncul, iri hati, mengingini milik orang lain. Sehingga mereka melakukan berbagai
cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka mencuri, membunuh, dsb. Yang kaya suka merendahkan yang
miskin, dan suka membeda-bedakan. Banyak diantara mereka juga orang-orang yang sok Rohani. Dan akhirnya terjadilah perpecahan adalah karena banyak orang-orang yang tidak
hati-hati dalam mempergunakan lidahnya.
Di pasal 3 ini, Yakobus membahas lebih dalam
tentang konflik yang terjadi karena tidak “Menjaga Lidah”
1.
Jangan banyak yang mau menjadi Guru
(ay. 1)
Pada zaman itu, Guru atau Rabi adalah sebutan
yang sangat terhormat Untuk para Ahli Kitab
(Seperti para ahli Taurat, Mereka
disebut Rabi). Guru dikenal sebagai sosok yang memiliki pengetahuan
yang baik, pemahaman yang baik, cara berpikir yang baik, dan
cara berbicara yang baik.
Kalau kita membaca ayat ini, maka kita berpikir
bahwa Yakobus melarang orang-orang untuk tidak mengajar sebagai guru. Nah,
kalau tidak ada guru, kira-kira apa yang terjadi? Anda pasti bisa membayangkan apa yang akan terjadi! Siapa yang akan mengajar? Guru adalah pahlwan tanpa tanda jasa yang sangat berperang penting dalam kehidupan kita. Dan kalau membaca teks ini, seolah-olah Yakobus melarang orang lain untuk jadi Guru, sementara
dia juga termasuk Guru yang sedang mengajarkan Firman Tuhan kepada Jemaat.
Lalu
apa sih sebenarnya maksud Yakobus mengatakan Demikian???
Kita harus tahu bahwa guru yang dimaksud
oleh Yakobus dalam Ayat ini adalah orang-orang yang menganggap dirinya lebih
tahu dari yang lain, lebih pintar dari yang lain, lebih berhikmat dari yang
lain, lebih bijaksana, suka menghakimi dan orang lain dan mengkritik
orang lain.
Ketika terjadi sebuah perselisihan atau pertengkaran,
semua orang yang terlibat dalam perselisihan itu menganggap dirinya paling
benar. Si A berkata "Saya yang benar, Dia yang salah". Demikian juga Si B berkata "Saya benar, Dia yang salah". Semua orang menganggap dirinya benar, dan orang lain salah. Hal ini menunjukkan bahwa kita sering kali menghakimi orang lain.
Tanpa kita sadar, kita sering menghakimi orang lain
dengan berkata “Itu ndak benar, kalau saya yang melakukannya tidak akan seperti itu”. Apalagi ketika ketika ikut ibadah di gereja lain,
salah sedikit kita komentar, dan yang lebih banyak dikomentari adalah “Kesalahan”.
Guru yang seperti ini, akan dihakimi lebih berat:
1) Mereka
pintar berkata-kata, mereka pintar mengkritik orang, tapi mereka sendiri tidak
melakukan yang baik
2) Dirinya
sendiri juga melakukan kesalahan dalam banyak hal (Ayat 2).
Sebagai orang percaya, janganlah
kita suka menghakimi atau hanya pintar mengkritik orang lain. Karena kita juga melakukan
Banyak Kesalahan terutama dalam perkataan.
2 Etika dalam hal
mengkritik orang lain:
a) Sebelum kita mengkritik orang lain,
seharusnya kita bercermin terlebih dahulu.
b) Alangkah lebih baik, jika kritik
tersebut disertai dengan solusi.
Sebelum manusia jatuh
dalam dosa, Lidah digunakan untuk memuliakan Tuhan, untuk berkata-kata yang
baik dan benar. Tetapi ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Lidah digunakan
dalam 2 hal yang saling bertentangan, yaitu MEMUJI TUHAN, Tapi Juga untuk
berkata-kata tidak berkenan kepada Tuhan.
Yakobus memberikan 4
Analogi untuk menggambarkan betapa “BAHAYAnya LIDAH, JIKA TIDAK DIGUNAKAN
HATI-HATI”.
1. Kekang
pada mulut kuda (ayat 3)
“Sebenarnya kuda itu kuat, tetapi Ketika kekang dikenakan pada mulutnya,
maka dia tidak bisa mengendalikan dirinya. Justru pengemudilah yang
Mengendalikannya”
2.
Kapal besar dikendalikan oleh kemudi yang kecil
(Ayat 4)
Demikian
juga kapal, sekalipun kapal yang sangat besar, tetapi dia di kendalikan oleh
Kemudi yang amat kecil.
Makna dari kedua analogi diatas adalah
q
Sekalipun lidah itu kecil, namun dia bisa
mengendalikan seluruh hidup kita.
q
Dikatakan di dalam ayat 2 bahwa, orang yang
tidak bersalah dalam perkataan berarti dia bisa mengendalikan dirinya. Tetapi
kenyataannya banyak orang bersalah dalam perkataan karena LIDAHnyalah yang
mengendalikannya. Harusnya kitalah yang mengendalikan perkataan kita
(istilahnya di rem)
q
Lidah/perkataan bisa menghidupkan dan bisa
membinasakan.
Pertanyaan:
Bagaimana dengan kita selama ini, sudahkah kita mengendalikan setiap
perkataan kita? Atau sebaliknya lidah mengendalikan kita, sehingga ketika
pulang kerumah, kita ingat kembali perkataan kita, timbul penyesalan. Kenapa
ya, tadi saya bicara demikian? Andaikan waktu dapat diputar kembali, saya akan
bicara yang baik untuk dia. Sendainya kata-kata itu bisa “Ditarik kembali”,
chattingan di BBM, maka tidak akan mungkin melukai orang lain.
3. Api
yang kecil dapat membakar hutan yang luas (ayat 5b-6)
Yakobus
mengajak pembaca untuk “Melihat" atau memperhatikan "Api"
Adapun Sifat-sifat Api yaitu :
- Panas,
- Berbahaya,
- Merusak,
- Menyebar dengan cepat.
Demikian
juga Lidah yang jahat sifatnya
- Pedas, (menusuk ke hati, dan mematikan).
- Suka memecah belah,
- Merusak orang lain dan juga dirinya sendiri.Dengan menghakimi orang lain ingat dia akan menerima Hukuman dari Tuhan. Cepat menyebar.
- Biasanya hal-hal buruklah yang paling cepat menyebar kemana-mana.
4. Binatang
liar (ayat 7-8)
Semua
jenis binatang liar berhasil dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak
seorangpun dapat menjinakkan LIDAH”. Analogi ini menunjukkan bahwa lidah lebih
liar dari pada binatang. Itulah sebabnya lidah tidak dapat dijinakkan. Lidah
adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai dan penuh racun yang mematikan.
BACA Yeremia 9:3;8
Kenapa
lidah mereka begitu liar mengatakan dusta dan bukan kebenaran? Jelas karena
mereka tidak mengenal Allah.
Jika ada orang yang tidak mengatakan kebenaran tetapi
mengatakan dusta kepada sesamanya, orang itu adalah orang yang tidak mengenal
Allah. Kalau
kita berkata, “SAYA ADALAH ORANG YANG MENGENAL ALLAH”, maka jangan pernah
bersaksi dusta, tetapi katakanlah Kebenarannya.
LIDAH YANG JAHAT, PENUH DENGAN
KEMUNAFIKKAN (ayat 9-12)
Lidah
orang-orang jahat ini, saat di Ibadah mereka “MEMUJI TUHAN”, Saat selesai
ibadah mereka “Memberkati orang lain”, Tetapi ketika orang lain melakukan
kesalahan “Mereka mengutuk orang tersebut”, “Mereka mengatakan hal-hal yang
tidak baik tentang orang itu.
Ayub
20:12
“Sungguhpun
kejahatan manis rasanya di dalam
Mulutnya,
sekalipun ia menyembunyikannya
Di
bawah lidahnya”.
Yeremia
9:8
Lidah
mereka adalah anak panah yang membunuh,
Perkataan
dari mulutnya adalah tipu; mereka
Berbicara
damai dengan temannya, tetapi dalam
Hatinya
mereka merancang pengadangan terhadapnya
Ayat
11, mengatakan Bahwa mata air tidak
pernah memancarkan air tawar, dan juga memancarkan air pahit dari sumber mata
air yang sama. Demikian juga tidak ada “POHON ARA yang menghasilkan “POHON
ZAITUN”, dan tidak ada “POKOK ANGGUR
yang menghasilkan Buah Ara”.
Artinya,
bila kita berkata saya adalah “Anak Tuhan”, maka perkataan kita adalah
“Berkat”. Setiap ucapan kita adalah yang memberkati orang lain. Setiap ucapan
kita adalah hal yang memuliakan nama Tuhan. Kita tidak pernah mengatakan hal-hal yang
tidak baik, kita tidak pernah menggosopi orang lain, kita tidak pernah
memfitnah orang lain, kita tidak pernah menghina orang lain, sekalipun mereka
menjengkelkan, mengecewakan, tetapi kita selalu “TUHAN MEMBERKATI ENGAKAU”.
Aplikasi:
Bapa/I, marilah kita mempergunakan LIDAH untuk
hal-hal yang baik:
Memang dahulu kita adalah orang berdosa, sehingga
kita tidak DAPAT memuliakan Tuhan dengan lidah kita. Tetapi Tuhan telah
menyucikan kita, Tuhan telah menjamah seluruh bagian tubuh kita, dengan
darahNya yang tercurah diatas kayu salib. Sehingga tidak ada satu pun yang
tidak berkenan kepadaNya termasuk Lidah kita.
Tuhan
menciptakan Lidah dengan tujuan yang mulia, supaya kita dapat memuji memuliakan
Dia, dan menjadi berkat bagi orang lain lewat tutur kata kita. Karena itu
pergunakanlah lidah kita untuk:
1. Memuji
Tuhan
2. Berdoa
kepada Tuhan (mendoakan orang-orang yang menghina, memfitnah, bahkan menggosip
anda)
3. Untuk
mengajarkan yang baik kepada anak-anak, kepada orang muda, kepada sahabat
4. Untuk
memberkati orang lain
5. Untuk
menyatakan kasih kepada orang lain
6. Untuk
memotivasi orang lain/bukan untuk mematikan orang lain
7. Untuk
menyatukan semua orang/bukan untuk memecah belah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar